MURU’AH

Secara bahasa, “muru’ah” (مروءة) berarti kehormatan diri atau harga diri. Dalam istilah agama Islam, muru’ah adalah menjaga tingkah laku dan akhlak agar tetap berada pada kondisi yang terbaik, menghindari perbuatan tercela, dan menjaga kehormatan diri di mata Allah dan sesama manusia.

Secara bahasa:

  • Muru’ah berasal dari kata “mar’u” yang berarti manusia atau orang menurut kamus Arab Indonesia Al Munawwir.
  • Muru’ah pada dasarnya adalah sifat yang dimiliki manusia dan membedakannya dari makhluk lain.
  • Secara umum, muru’ah merujuk pada kehormatan diri, harga diri, dan nama baik.

Secara istilah:

  • Muru’ah adalah menjaga diri dari hal-hal yang diharamkan dan menjaga akhlak agar tetap terpuji.
  • Muru’ah mencakup penerapan semua akhlak yang baik dan menjauhi semua akhlak yang buruk.
  • Sikap muru’ah juga berarti menjaga kepribadian agar tidak terlihat buruk atau hina.
  • Imam al-Ghazali membagi muru’ah menjadi empat macam: muru’ah lisan (perkataan yang baik), muru’ah perbuatan (tingkah laku yang baik), muru’ah niat (niat yang baik), dan muru’ah pakaian (penampilan yang baik).
  • Muru’ah berkaitan erat dengan menjaga kehormatan diri, harga diri, dan nama baik, serta menjaga diri dari hal-hal yang dapat merusak martabat.

Dengan demikian, muru’ah adalah konsep penting dalam Islam yang menekankan pentingnya menjaga kehormatan diri melalui perilaku dan akhlak yang baik, serta menjauhi perbuatan tercela.

Muslim yang taat dengan ajaran Allah SWT, sebaiknya meneladani sifat muru’ah agar memiliki kehidupan yang baik dan berkah.

Kehidupan di dunia yang hanya sesaat harus dimaksimalkan sebaik mungkin, salah satunya dengan meneladani sifat muru’ah yang dapat memberikan keberkahan sekaligus pahala melimpah. Hal ini bisa menjadi bekal untuk dirimu ketika di akhirat kelak.

Lantas, apa yang dimaksud dengan muru’ah? Lalu seperti apa contohnya di dalam kehidupan sehari-hari?

Pengertian Muru’ah

Secara bahasa muru’ah artinya menjaga kehormatan diri. Sedangkan dari segi istilah, muru’ah merupakan salah satu akhlak islami yang dapat mengantarkan seseorang untuk memiliki jiwa yang bersih dan tidak terpengaruh oleh nafsu syahwatnya.

Secara luas, muru’ah diambil dari kata ( المرأ ) yang berarti manusia atau orang. Dalam kamus Al Ma’ani yang mengutip e-jurnal berjudul Konsep Muru’ah Seorang Muslim oleh Muhammad Raafi Zazuli Muflihu, muru’ah berarti harga diri, keluhuran budi, kedermawanan, kehormatan, keperwiraan, dan kewibawaan.

Ada sejumlah tokoh Islam yang memiliki pemahamannya masing-masing tentang muru’ah. Menurut Syekh Imam Mawardi dalam Adab Ad-Dunya wad-Din, muru’ah berarti:

المروءَة مراعاة الأحوال إلى أن تكون على أفضلها، حتَّى لا يظهر منها قبيحٌ عن قصد، ولا يتوجَّه إليها ذمٌّ باستحقاق

Artinya: “Muru’ah adalah menjaga tingkah laku hingga tetap berada pada keadaan yang paling utama, supaya tidak melahirkan keburukan secara sengaja dan tidak berhak mendapat cacian.”

Sedangkan menurut Mausu’ah Fiqh al-Qulub, muru’ah adalah mengerjakan segenap akhlak baik dan menjauhi segenap akhlak buruk, menerapkan semua hal yang akan menghiasi dan memperindah kepribadian, serta meninggalkan semua yang akan mengotori dan menodainya.

Pada intinya, muru’ah adalah menjaga kehormatan diri dengan menjauhi larangan dalam ajaran Islam, kemudian fokus terhadap hal-hal baik demi memperoleh keberkahan.

Manfaat Memiliki Sifat Muru’ah

Tidak semua umat muslim dapat menegakkan muru’ah di dalam kehidupannya. Sebab, manusia bukanlah orang yang sempurna dan pasti memiliki kesalahan.

Namun, bukan berarti kamu malah menghilangkan muru’ah. Sifat yang satu ini begitu mulia karena dapat menjaga harga dirimu di depan banyak orang.

Muru’ah memiliki sejumlah manfaat bagi umat muslim di dalam menjalani kehidupan, yaitu:

  • Menjaga tingkah laku agar tetap baik, sopan, dan ramah
  • Mencegah perilaku buruk yang dapat merugikan diri dan orang lain
  • Menghindari sifat hina yang membuat image dirimu
  • Menjauhi perbuatan maksiat yang bisa membawa keburukan dan dosa besar
  • Menyadari akan hal-hal yang tidak pantas untuk dilakukan, sehingga muncul rasa malu untuk melakukan atau menunjukkannya kepada orang lain.

Selain muru’ah, sebenarnya ada dua kata lain yang secara makna saling melengkapi dalam mewujudkan harga diri seseorang, yakni izzah (kemuliaan diri) dan iffah (menahan diri). Antara muru’ah, izzah, dan iffah saling berkaitan satu sama lain.

Dengan begitu, seorang muslim yang memiliki harga diri adalah orang yang mampu menampilkan kemuliaan dirinya (izzah), menjaga kehormatannya (muru’ah), dan menahan diri (iffah) dari dorongan hawa nafsu, perbuatan maksiat, perilaku buruk, dan segala sesuatu yang diharamkan oleh syariat Islam.

Contoh Muru’ah dalam Kehidupan Sehari-hari

Sifat muru’ah sangat bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Cobalah melakukannya dari hal-hal kecil terlebih dahulu. Jika sudah terbiasa, maka bisa melakukan ke hal yang berdampak besar bagi orang lain.

Misalnya, mulai mengurangi berucap kasar atau kotor ketika berbicara dengan orang lain, baik itu secara langsung maupun tidak langsung (lewat online). Di zaman sekarang, mengeluarkan kata umpatan seolah menjadi hal lumrah dan dianggap gaul, padahal cara tersebut sangatlah tidak terpuji dan mencoreng harga diri.

Mulailah dari sekarang untuk bertutur kata yang baik dan menggunakan nada bicara yang sopan. Siapapun lawan bicaranya harus dihormati dan dihargai. Dengan begitu, orang tersebut akan merasa senang setiap berbincang dengan kita.

Demikian penjelasan mengenai muru’ah beserta manfaat dan contohnya di dalam kehidupan. Semoga dapat bermanfaat.

Writer: m@lòyAEditor: lampung360

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *